Rabu, Desember 12, 2012

Jaket Harrington

Harrington merupakan jaket ringan sepinggang yang dibuat dari bahan katun, polyester, dan wool biasanya menggunakan pola tartan pada bagian dalam jaket. Tartan sendiri merupakan pola kotak-kotak berurut dari garis vertikal dan horizontal dalam berbagai warna. Gaya jaket ini diberi nama "Harrington" berasal dari karakter Rodney Harrington yang diperankan oleh Ryan O'Neal pada 1960-an di acara TV Series Peyton Place.




Gaya jaket harrington pertama kali dibuat oleh perusahaan sandang dari British Grenfell di Burnley, Lanchashire dan Baracuta di Stockport, Cheshire di sekitar tahun 1930-an. Maka dari itu, jaket harrington buatan Baracuta merupakan original tipe jaket harrington yang mempelopori tipe jaket ini. Di tahun 2012, Baracuta tetap membuat model yang sama, G9.

Model G9 Baracuta
Beberapa tokoh yang turut mempopulerkan jaket harrington merk Baracuta ini diantaranya Elvis Presley yang menggunakan Baracuta G9 ketika dia bermain di film King Creole tahun 1958. Paling ikonik dan terkenal adalah Steve McQueen yang mengenakan Baracuta G9 di sampul Life Magazine pada tahun 1963 dan 'The Crown Affair Thomas' film pada tahun 1968, Frank Sinatra (yang mengenakan Jaket G9 di 'Assult On A Queen' pada tahun 1966), Golfer Arnold Palmer, Christopher Reeve mengenakan G9 Natural sebagai Superman dalam film 1980 dan belakangan ini terlihat Thierry Henry menggunakan jaket harrington

Elvis Presley
Elvis Presley
Thierry Henry
Christopher Reeve
Steve McQueen
Steve McQueen





Steve McQueen
Tahun 1970-an
Banyak digunakan oleh The punks, skinhead dan mod revivalists, dan scooterist. The Clash, Clint Eastwood, Arnold Palmer (yang sekarang menjadi Brand ternama juga untuk produk sandang) dan lain-lain. Para revivalis membawa kembali Harrington dan ini yang benar-benar ditendang dari dalam budaya Terrace (Football Fans), karena mod dan skinhead revivalis adalah bagian besar dari Terrace pada saat itu.

Tahun 1980-an
Mods, skins revivalis  maupun scooterboys masih di sini, bersama dengan punk. Dikenakan oleh The Clash, Michael Keaton dan lain-lain. Budaya Terrace sekarang semua Casuals, tapi Harrington masih di sini. Bersamaan munculnya kultur Casuals, harrington biasanya dipakai bersamaan dengan baju merk Fred Perry atau Ben Sherman.

Selain Baracuta, perusahaan yang membuat jaket tipe Harrington yaitu:  Yves Saint LaurentRalph Lauren, Lambretta Clothing, Brooks BrothersMerc LondonFred PerryTescoIzodBen ShermanLacoste, Lyle and Scott, Lonsdale and Warrior Clothing.

Ralph Lauren

Brooks Brother

Lyle & Scott

Lacoste

Yves Saint Laurent

Fred Perry

Warrior Clothing

Lambretta

Lonsdale

Ben Sherman

Merc London

Minggu, November 04, 2012

Remember Remember The 5th of November

This is one of most famous poem from the Englishman who attempted blow up the English Parliement Building on 5 November, 1605. This man is Guy Fawkes, where his action inspired many people in growing occupy movement with wearing mask cartoon-like with pointy beard, closed-mouth smile and mysterious eyes. Alan Moore's


"Remember, remember, the 5th of November
The Gunpowder Treason and plot;
I know of no reason why Gunpowder TreasonShould ever be forgot"

Jumat, Oktober 12, 2012

DRESSERS: A book for generation who ...




DRESSERS
80s LADS Culture, One-Upmanship, Football, Fashion & Music

Dressers:
A book for a generation who ....

.... stood freezing on the terraces in a Fila BJ or Sergio Tacchini tracksuit top .... travelled to away games on the train with their mates .... danced under an Ibizan sunrise .... wore a metal club crest badge on a crewneck jumper .... listened to The Jam, The Specials, Northern Soul, funk, punk, Joy Division/New Order, Chicago/New Jersey house, Detroit techno, Bowie, Simple Minds, Talking Heads, etc, etc, .... fought and danced in nightclubs .... dropped ecstasy and acid ....  


Read The Face, Boys Own, The End, Irvine Welsh, Kevin Sampson, Casuals and Once in a Lifetime .... taped Hooliganand Luton Town v Millwall on Sportsnight .... were one of Margaret Thatcher’s bĂȘte noirs .... had a football club crest tattoo .... shopped and shoplifted in Austin Reeds .... wore Diadora Borg Elite with split-seamed jeans, Berghaus with Kickers and Armani knitwear with Timberland shoes .... necked amphetamine on the train to Wembley or Hampden .... attempted to drink Blackpool/Newquay/Torquay dry .... stood in a warehouse buzzing off a spine-tingling bassline .... were on the wrong end of a police truncheon .... wore Lacoste .... invariably ruined the inside pocket of their Burberry golf jacket by forgetting to retract the blade on a Stanley .... copied the hairstyles of Charlie Burchill, Charlie Nicholas and Paul Bracewell .... invaded pitches .... jogged on .... fought the law .... got around town to the sound of the crowd .... associated Zulus with Birmingham City rather than Michael Caine .... were the stars of cctv ....
If any of the above applies to you, then Dressers
needs no further explanation ...........

Buku ini launching pada 2 Juli 2012
Untuk memesan buku ini bisa lewat www.fatbuddhastore.com 


"For me there have only been two books of note about ths thing of ours. I would consider DRESSERS to be the third." - Jay Montessori, 80s Casuals






Selasa, Juli 17, 2012

No Indonesia for Windows Live

No Indonesia's Phone Number


No Indonesia's Phone Number (+62) for Windows Live.

But, ...

they still recognize Indonesian Country.

Indonesia Country

WHY ??

This picture is capture 7/17/2013, at 6.33 PM

Rabu, Juli 04, 2012

Casual Culture

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar "Supporter bola" ? tentu saja kalian pasti akan tertuju pada pendukung salah satu tim dari olahraga bola sepak, bukan bola basket, bola tennis, atau pun bola takraw. Dari kata tersebut pula, imajinasi kita mungkin akan menggambarkan sekelompok orang yang berada di sekeliling lapangan di dalam stadion maupun di depan televisi untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding. Pertanyaan selanjutnya, sesempit itukah ? 

Jika kita mendalami kata "Supporter bola" tersebut, ternyata memiliki bahasan yang cukup kompleks dan luas, mulai dari sejarah, pengelompokan, kultur, rivalitas, chants, warna, dan lain-lain. 

Berdasarkan pengelompokkannya, jenis supporter bisa terbagi-bagi berdasarkan kultur dan cara mendukung tim mereka.  Menarik untuk mengenal lebih jauh mengenai ciri khas dari masing-masing macam supporter, mulai dari cara berpakaian, tindakan, serta kreativitas dalam mendukung tim saat berada di area stadion.

Kita mulai dari  subkultur Casual.
Merupakan subbagian dari budaya asosiasi sepak bola yang ditandai oleh hooliganisme sepak bola dan mengenakan pakaian desainer mahal Eropa. Subkultur berasal di Inggris pada akhir 1970-an ketika banyak hooligan mulai memakai label desainer dan olahraga mahal untuk menghindari perhatian polisi. Mereka tidak memakai warna klub, sehingga lebih mudah untuk menyusup kelompok saingan dan untuk masuk ke pub.




Sejarah Casual.
Subkultur kasual dimulai pada akhir 1970-an setelah penggemar Liverpool FC dan Everton FC  memperkenalkan seluruh Inggris pada mode Eropa yang mereka peroleh saat mengikuti tim mereka di pertandingan Eropa. Fans ini tiba kembali di Inggris dengan desainer olahraga mahal dari Italia dan Perancis, yang sebagian besar mereka jarah dari toko. Para penggemar membawa kembali banyak merek pakaian unik yang tidak pernah terlihat di negara ini sebelumnya. Kemudian penggemar lainnya kaget terhadap barang-barang pakaian langka, seperti pakaian Lacoste atau Sergio Tacchini, bahkan Adidas. Pada saat itu, pasukan polisi masih banyak mengawasi supporter skinhead yang mengenakan sepatu Dr Martens, dan tidak memperhatikan fans dengan desainer pakaian mahal.



Pada 1980-an, label pakaian  yang terkait dengan casual terdiri dari: Ellesse, Pringle, Burberry, Fila, Stone Island, Umbro, CP Company, Fiorucci, Pepe, Benetton, Ralph Lauren, Henri Lloyd, Lyle & Scott, Ben Sherman, Fred Perry, Kappa dan Slazenger. Tren fashion sering berubah, dan subkultur kasual mencapai puncaknya pada akhir 1980-an.  




Pada pertengahan  1990-an, subculture casual mengalami kebangkitan, tetapi penekanan gaya telah berubah sedikit. Banyak penggemar sepak bola mengadopsi tampilan casual sebagai semacam seragam, mengidentifikasi mereka sebagai berbeda dari pendukung klub biasa. Merk pakaian terkenalnya adalah Stone Island, Aquascutum, Burberry, Lacoste, Prada, Façonnable, Hugo Boss, Maharishi, Mandarina Duck dan Dupe. Pada akhir 1990-an, banyak pendukung sepak bola mulai bergerak menjauh dari merk yang dianggap seragam, karena perhatian polisi bahwa merk ini menarik. Beberapa desainer juga menarik desain tertentu setelah desain mereka termasuk kedalam casual. 




 



Busana casual mengalami peningkatan popularitas di tahun 2000-an, seperti yang dilakukan musik Inggris seperti The Streets dan The Brothers Mitchell dengan menggunakan pakaian olahraga casual pada video musik mereka. Budaya casual telah disorot oleh film dan program televisi seperti ID, The Firm, The Football Factory dan Green Street





Meskipun beberapa casual terus mengenakan pakaian Stone Island di tahun 2000-an, banyak yang terlepas lencana kompas sehingga menjadi kurang jelas. Namun, dengan dua jahitan masih menempel, orang yang tahu masih bisa mengenali item pakaian. Label pakaian lain yang terkait dengan casual di tahun 2000 terdiri dari: Adidas, Lyle & Scott, Fred Perry, Armani, Lambretta, Lacoste, nudie Jeans, Edwin dan Superga. Banyak casual telah mengadopsi tampilan yang lebih halus dan underground, menghindari merek pakaian yang lebih utama untuk label pakaian independen.






Berikut beberapa contoh Ultras Eropa yang menggunakan budaya Casual, pakaian yang digunakan berdasarkan perubahan jaman di era modern.














Feyenord Rotterdam






Barusan merupakan contoh Firm yang melakukan budaya casual di Eropa sana. Namun, supporter di Indonesia pun mulai marak mengadopsi budaya yang lahir di Inggris tersebut. Sejauh ini yang saya tahu ada beberapa di klub Indonesia, diantaranya Jakarta Casual (JC) untuk Persija, Flower City Casuals (FCC) untuk Persib, MVMNT untuk Arema.
Berikut beberapa pict. untuk FCC.




Hands In The Air
FCC
FCC

Budaya jalan kaki menuju stadion juga diperlihatkan firm ini yang mengikuti kultur eropa khususnya di inggris ini, begitu juga dengan penggunaan jaket di Bandung memang cocok dari segi iklimnya  karena cukup sejuk. Menarik!


Persib

Persib

Persib


York City

Chelsea 1986

Leeds

Man. United 1984
Horde Zla Casuals

Aston Villa

Berdasarkan situs http://au.askmen.com, 10 pakaian yang wajib digunakan yang sejalan dengan kultur casual adalah sebagai berikut:

Casual Football Fan Fashions:

10. Lyle & Scott
 

9.  Ralph Lauren
 


8. Burberry



 











7. Pringle


 












6. Fred Perry

 















5. Fila






4. Sergio Tacchini















3. Stone Island














2. Lacoste




 












1. Adidas














Jika ingin membeli secara online, site khusus yang menjual secara online pakaian casual sebenarnya banyak, salah satunya bisa dilihat di thecasualfactory.com.

Tidak ada aturan khusus dalam mengikuti firm casual ini, apakah harus merk adidas, nike, lacoste, stone island and whatever they are called yang pasti casual disini adalah kita berpakaian rapih saat menyaksikan pertandingan, karena menurut mereka stadion adalah "tempat ibadah" yang harus dihormati, gunakan sepatu, jangan sandal apalagi tidak menggunakan alas apapun seperti grassroot yang anarkis dan selalu nyanyikan lagu-lagu rasis yang sekeras apapun suaramu, tidak akan menambah semangat pemain. Just support your local team with loud shouts, hands in the air, and of course...flare!



Daftar pustaka:
www.kaskus.com
www.wikipedia.com
www.europeanultras.com
flowerscitycasuals.tumblr.com
au.askmen.com
http://z6.invisionfree.com/UltrasTifosi/index.php?showtopic=4613&st=44